Eksistensi Seorang Guru (‘Alim) di Mata Agama

من لم يكن له شيخ فشيخه الشيطان
( ابواليازد البسطام )
Orang yang tak pernah punya guru, maka gurunya adalah syaithan.
Sebuah ungkapan yang mudah untuk kita fahami, yang gampang untuk kita dermai. Namun, begitu sulit untuk kita selami. Begitulah seorang abu yazid al-busthami mengganbarkan bagaimana seharusnya, dan sebenarnya hakikat seorang guru begitu sangat esensial dibutuhkan untuk mengarungi panggung sandiwara dunia fana ini. Bahkan takjarang teks-teks agama; baik al-qur`an, maupun sabda baginda nabi yang mendiskripsikan betapa tingginya derajat seorang guru dimata agama. Salah satu contohnya sebagaimana dalam riwayat imam al-turmudzi baginda nabi bersabda
افضل العالم على العابد كفضلي على ادنىكم
Keutamaan orang yang alim ketimbang seorang abid, adalah seperti keutamaanku atas orang paling rendah kamu sekalian.
Hadist ini, begitu sangat natural menyatakan tentang betapa tingginya derajat seorang guru(alim), hingga nabipun menyamakannya dengan kemulyaan beliau atas orang yang rendah derajatnya selain beliau.
Demikian pula, di lain kesempatan baginda nabi pernah bersabda dari jalur riwayat imam al-thabrani
عليكم بمجالسة العلماء واستماع كلام الحكماءفانه تعالى يحي القلب الميت بنور الحكمة كما يحي الارض الميتة بماءالمطر (رواه الطبراني)
Senanglah kamu sekalian untuk selalu berkumpul bersama orang-orang alim, mendengarkan perkataan para ahli hikmah. Karna allah akan menghidupkan hati yang telah mati dengan cahaya hikmah(ilmu yang ber-manfaat), sebagaimana allah akan menghidupkan bumi yang telah mati dengan kejernihan air hujan.
Oleh karenanya, wahai para jiwa-jiwa yang masih bisa merasa, mendengar, dan bersua atasnama tuhannya. Mari bangkit dari kefakuman, dan tancapkanlah semangat bersuara untuk berharap sekaligus bercita-cita menjadi orang alim yang difatwa agama.
Dari saking tingginya derajat seorang guru(‘alim), sayyidina ali pernah berkata
انا عبد من علمني حرفا،فان شاء باعني وان شاء اعتقني
Aku adalah budak bagi orang yang telah mengajariku satu huruf, maka jika ia berkehendak dia bisa menjualku dan jika ia berkehendak dia bisa memerdekakanku.
Senada dengan hal itu, dibanyak riwayat baginda nabi juga menegaskan kembali tentang eksistensi orang alim(guru) di mata agama. Sebagaimana beliau bersabda:
الناس عالم ومتعلم،والباقي همج
Pada dasarnya, manusia itu hanya ada dua: yang pertama, orang alim. Dan yang kedua, adalah orang yang belajar. Sedangkan sisanya adalah bagaikan lalat kecil yang hinggab di atas himar.
فضل العالم على العا بد سبعون درجة، مابين كل درجتين كما بين السماء والارض
Keutamaan orang alim ketimbang serang abid adalah berkisar tujuh puluh derajat,masing-masing diantara dua derajat adalah bagaikan jarak antara bumi dan langit.
من لم يحزن بموت العا لم،فهو منافق فانه لامصيبة اعظم من موت العا لم
Barang siapa tidak merasa bersedih dengan kematian seorang alim, maka orang itu dianggab orang munafik. Karna tidak ada musibah yang paling bersar ketimbang kematian seorang alim.
Bahkan baginda nabi mengancam orang-orang yang enggan dan merasa tidak senang terhadap orang alim dengan beberapa ancaman yang akan datang dari allah, sebagaimana beliau bersabda:
سياءتي زمان على امتي يفرون من ا لعلماء والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليات، اولاها يرفع الله البركة من كسبهم. والثا نية يسلط الله تعا لى عليهم سلطا نا ظا لما. الثا لثة يخرجون من الدنيا بغير ايمان
Akan datang satu masa pada ummatku, yang mereka lari dari para ulama` dan para ahli fiqh, yang kemudian allah akan menurunkan musibah atas mereka dengan tiga musibah sekaligus: yang pertama, allah akam mengagkat barokah dari setiap penghasilam mereka.yang kedua,allah mengangkat pemimipim bagi mereka seorang yang dzalim. Dan yang ketiga, mereka akan keluar dari dunia dengan tanpa membawa iman.
Maka beruntunglah setiap orang yang bermimpi, berpatri untuk menjadi seorang guru (‘alim) sejati. Yang berseru atasnama ilahi, takpernah berharap untuk dipuji. Dan tentunya, akan kembali kepada al-qur`an yang suci.
Wallahu a`lam……………..!

Tidak ada komentar:

| Copyright © 2013 tabloid cendekia utama