Berbagi: Jajaran Tabloid Cendekia Utama Berbagi Tali Asih


Sumenep, Cendekia Utama,-Nasib seseorang belum tentu sama, tentu saja semua orang sudah ada kodratnya masing-masing seperti halnya Nenek Astami, seorang warga Dusun Aeng Nyior, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto yang sehari-harinya hidup di kandang sapi selama belasan tahun yang membuat dari sebagian kalangan merasa terpanggil hati nuraninya tidak tega melihat kehidupanya yang tidak layak seperti masyarakat lainya.

Minggu (13/6/2016) pukul 15.53 Wib Segenap Jajaran direksi tabloid Cendekia Utama mengunjungi nenek astami, kedatanganya untuk berbagi tali asih kepada nenek Astami untuk meringankan beban hidupnya yang sehari-harinya hidup disatu atap dikandang sapi yang berukuran 2,×6 meter yang hampir roboh. rombongan Jajaran direksi tabloid Cendekia Utama disambut oleh pihak sanak family dan PJ kapala desa lobuk

Afif hidayat direktur tabloid Cendekia Utama, “ mengakatan Saya selaku Pimpinan perusahaan Tabloid Cendekia Utama, yang pertama saya apresiasi bagi Saudara-saudaraku dari kru Tabloid Cendekia utama yang telah membantu berjalannya program dibulan ramadhan dan tidak lupa saya haturkan terima kasih kepada teman-teman yang telah sudi meluangkan waktu dan rasa kepedulianya kepada sesame untuk berbagi meringankan beban hidup nenek astami dan tak lupa juga kami haturkan banyak terimakasih kepada PJ kepala desa lobuk yang sudah menyambut baik kedatangan kami dan juga kepada pihak sanak family dari nenek astami serta masyarakat disekitarnya yang telah menerima kami dengan baik.

Sebagai bentuk perhatian dengan program yang kami lakukanya itu memberikan santunan bagi masyarakat yang membutuhkan.insyaAllah kedepan kita akan terus menjalankan program2 seperti yang kita lakukan saat ini sehingga Tabloid Cendekia Utama bisa ikut serta berpartisipasi aktif dalam bantuan sosial baik santunan anak yatim dan juga masyarakat yang kurang mampu.

Lebih lanjut ia mengaku sangat merasa tidak tega melihat hidup nenek Astami ketika sampai ke gubuk yang ia tempati, Kata pria yang akrab disapa afif itu, tentu saja namanya saja kandang sapi, tentu sangat tidak layak dan tidak baik untuk dijadikan tempat berteduh.

“Amat miris sekali, hati kami terasa menangis dan sakit melihat nasibnya. Semoga nenek Astami diberikan kebahagiaan dan dapat sentuhan dari pemerintah setempat,”jelasnya.

Intan Kusuma Dewi Sekretaris Tabloid Cendekia Utama ,” menambahkan bahwa dirinya juga sebagai seorang perempuan ia juga merasakan bagaimana kalau dirinya menjadi seorang nenek Astami setiap hari harus berteman dengan kotoran dan bau kotoran sapi. Jika dimalam hari, lanjut ia, Nenek Astami juga sudah terbiasa berteman bersama nyamuk.

 “ Tidak ada seseorang pun yang bisa diminta untuk mengusir kawanan nyamuk yang mengigit dirinya. Apalagi mengusir kesepian yang ia rasakan di masa-masa tua.Tak terasa, air mata saya menetes,” imbuhnya.

Sesaat setelah berbincang-bincang dengan keponakannya, kata Intan Nenek Astami itu sebenarnya masih memiliki sanak saudara.Tapi hanya saja, nenek astami tidak mau merepotkan orang lain, ia lebih memilih hidup tinggal bersama sapi di kandangnya. Dan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, ia hanya mengandalkan hasil dari beternak sapi milik orang lain. Meski hidup memprihatinkan, kita menaruh hormat kepadanya, sebab tetap rajin beribadah. Di bulan Ramadan kali ini, katanya ia tetap melaksanakan puasa sebagaimana layaknya umat Islam.

 “Untuk makan sahur dan berbuka puasa, nenek Astami numpang ke kerabatnya. Beruntung, keponakannya, Misgati perhatian terhadap dirinya,” pungkasnya.

Ia berharap, di Kota Sumekar yang “katanya” tidak lagi ditemaukan ada warga yang tidak mendapat sentuhan dari pemerintah. Dan mereka juga mengajak semua pihak untuk menoleh ke sekelilingnya, siapa tahu di tempat dimana kita tinggal ternyata ada warga yang lebih parah nasibnya seperti Nenek Astami. Pujisyukurkehadirat Allah SWT karena sampai hari ini kita masih diberi kenikmatan dan kesehatan, sholawat sertas alam semoga teta p tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Maka dari itu kami berharap sambungan do’a bagi masyarakat khususnya kabupaten sumenep agar MEDIA yang kami jalankan bisa memberikan warna demi kemajuan dan wawasan khususnya pendidikan di kabupaten sumenep tercinta ini.

Tidak ada komentar:

| Copyright © 2013 tabloid cendekia utama